PKK kelas XI - Kemasan Produk Barang/Jasa
PENGERTIAN
KONSEP DESAIN
Kata konsep berasal dari bahasa latin conceptum,
yang artinya sesuatu yang dipahami. Secara garis besar definisi konsep adalah suatu
hal umum yang menjelaskan atau menyusun suatu peristiwa, objek, situasi, ide,
atau akal pikiran dengan tujuan untuk memudahkan komunikasi antar manusia dan memungkinkan
manusia untuk berpikir lebih baik. Pengertian lainnya mengenai konsep ialah
abstraksi suatu ide atau gambaran mental, yang dinyatakan dalam suatu kata atau
simbol.
Desain berasal dari Bahasa Inggris (design)
yang berarti rancangan, rencana atau reka rupa. Dari kata design muncul kata desain yang berarti mencipta, memikir atau
merancang. Dilihat dari kata benda, “desain” dapat diartikan sebagai rancangan
yang merupakan susunan dari garis, bentuk, ukuran, warna, tekstur dan value
dari suatu benda yang dibuat berdasarkan prinsip-prinsip desain. Selanjutnya
dilihat dari kata kerja, desain dapat diartikan sebagai proses perencanaan
bentuk dengan tujuan supaya benda yang dirancang mempunyai fungsi atau berguna
serta mempunyai nilai keindahan. Desain merupakan pola rancangan yang menjadi
dasar pembuatan suatu benda seperti kemasan suatu produk. Desain dihasilkan
melalui pemikiran, pertimbangan, perhitungan, cita, rasa, seni serta kegemaran
orang banyak yang dituangkan di atas kertas berwujud gambar. Desain ini mudah
dibaca atau di pahami maksud dan pengertiannya oleh orang lain sehingga mudah
diwujudkan ke bentuk benda yang sebenarnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep desain merupakan
bentuk rumusan dari suatu proses pemikiran, pertimbangan dan perhitungan dari
desainer yang dituangkan dalam wujud gambar.
PENGERTIAN
KEMASAN PRODUK
Kemasan adalah desain kreatif
yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi dan
elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan.
Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan,
menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar (Klimchuk dan
Krasovec, 2006:33).
Menurut Kotler & Keller
(2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau
bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah aktivitas merancang dan
memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk. Biasanya fungsi utama dari
kemasan adalah untuk menjaga produk. Namun, sekarang kemasan menjadi faktor
yang cukup penting sebagai alat pemasaran (Rangkuti, 2010:132).
Kemasan yang dirancang dengan
baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong penjualan. Kemasan adalah
bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu menarik atau
menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan oleh produsen
untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen berusaha
memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model kemasan
baru yang berbeda dengan produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis
dalam pasar yang sama.
DESAIN KEMASAN
Desain merupakan
seluruh proses pemikiran dan perasaan yang akan menciptakan sesuatu dengan
menggabungkan fakta, konstruksi, fungsi dan estetika untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Desain adalah konsep pemecahan masalah rupa, warna, bahan, teknik,
biaya, kegunaan dan pemakaian yang diungkapkan dalam gambar dan bentuk.
Penampilan yang baik
dari kemasan dapat meningkatkan penjualan dari produk yang dikemas. Promosi
dari produk sangat erat kaitannya dengan perilaku saingan dan perilaku
konsumen. Banyak metode promosi yang dapat dilakukan seperti promosi melalui
media massa, papan di jalanan, dan ini terutama dilakukan apabila produsen
ingin memperkenalkan produk barunya. Untuk promosi setelah produk tersebut
dikenal oleh konsumen, maka pengemasan produk memegang peranan yang penting.
Berdasarkan pengamatan, banyak konsumen memilih satu jenis produk setelah
melihat kemasannya. Hal ini dapat terjadi jika kemasan tersebut memberikan
informasi yang cukup bagi calon pembeli, serta mempunyai desain yang menarik
pembeli. Desain kemasan yang menarik, biasanya diperoleh setelah melalui
penelitian yang cukup panjang mengenai selera konsumen, yang kemudian diterjemahkan
dalam desain grafis cetakan. Desain yang baik tergantung pada keahlian
desainer, jenis tinta, bahan dan mesin pencetak.
Perkembangan industri
yang pesat menyebabkan kemasan menjadi faktor yang penting dalam pengangkutan
dan penyimpanan barang-barang sesuai dengan perkembangan pasar lokal menjadi
pasar nasional bahkan internasional. Pendapatan atau kemakmuran yang berkembang
seiring dengan perkembangan industri, pada akhirnya menyebabkan konsumen
dihadapkan pada pilihan yang beragam dari produk-produk yang bersaing untuk
memperebutkan pasar. Hal ini mendorong pengusaha untuk mempengaruhi pilihan
konsumen, yaitu dengan memperkenalkan konsep
branding untuk membangun personalitas produk yang dapat dikenali konsumen.
Brand atau merk adalah nama, simbol, desain grafis atau kombinasi di antaranya
untuk mengidentifikasi produk tertentu dan membedakannya dari produk pesaing.
Nama brand yang dicetak dalam kemasan dapat menunjukkan citra produsen dan
kualitas produk tertentu. Saat ini fungsi kemasan tidak hanya sebagai wadah
untuk produk, tetapi sudah bergeser menjadi alat pemasaran. Pasar swalayan dan
supermarket juga sudah berkembang dengan pesat, sehigga desain grafis pada
kemasan produk juga semakin berkembang. Hal ini disebabkan karena pada pasar
swalayan , kemasan dapat berfungsi sebagai wiraniaga diam yang dapat menjual
suatu produk, dan perbedaan dalam bentuk dan dekorasi kemasan berpengaruh besar
terhadap penjualan.
FAKTOR-FAKTOR
PENTING DAN PERSYARATAN DESAIN KEMASAN
1.
Mampu
menarik calon pembeli
Kemasan diharapkan
mempunyai penampilan yang menarik dari semua aspek visualnya, yang mencakup
bentuk, gambar-gambar khusus, warna, ilustrasi, huruf, merk dagang, logo dan
tanda-tanda lainnya. Penampilan kemasan menggambarkan sikap laku perusahaan
dalam mengarahkan produknya. Kurangnya perhatian akan kualitas produk dan
desain kemasan yang tidak menarik akan menyebabkan keraguan pembeli terhadap
produk tersebut. Penampilam suatu kemasan dapat bervariasi dengan perbedaan
warna, bentuk, ukuran, ilustrasi grafis, bahan dan cetakannya. Kombinasi dari
unsur-unsur tersebut dapat memantapkan identitas suatu produk atau
perusahaan tertentu.
Bentuk dan penampilan
kemasan sangat mempengaruhi keberhasilan penjualan produk di pasar swalayan,
karena waktu yang diperlukan oleh konsumen untuk memutuskan membeli atau tidak
suatu produk di pasar swalayan hanya satu seperlima detik. Pada situasi
swalayan, kemasan harus menarik perhatian di antara produk-produk yang saling
bersaing. Agar kemasan menjadi menarik, disainer harus dapat menciptakan
kemasan dengan bentuk yang unik, paduan warna yang serasi, tipografi yang
sesuai desain yang praktis, menarik dan sebagainya.
2.
Menampilkan
produk yang siap jual
Ketika konsumen sudah
tertarik untuk membeli, pertimbangan konsumen berikutnya untuk menentukan
membeli atau tidak adalah isi kemasan (produk di dalamnya). Oleh karena itu
kemasan harus dapat menunjukkan kepada pembeli isi atau produk yang dikemasnya.
Kelebihan-kelebihan dari produk harus dapat ditonjolkan pada kemasan,
seakan-akan produk tersebut memang disajikan untuk calon pembeli secara
memuaskan. Sasaran konsumen dari produk yang dijual ditunjukkan melalui desain
kemasan, seperti misalnya kelompok usia (makanan bayi, susu formula), jenis
kelamin dan kelompok etnis. Menurut Raphael (1969) hampir 70% dari
pembelian di toko swalayan adalah hasil
pengambilan keputusan sejenak pada saat pembeli berada di toko tersebut.Didapat
50% dari semua pembelian di toko swalayan adalah karena dorongan hati. Kemasan
harus mampu mengubah rencana pembeli untuk mengambil suatu produk dari merek
lain menjadi produk serupa yang disajikan. Ketika tidak ada pilihan produk yang
ditawarkan, keputusan konsumen untuk membeli atau tidak relatif mudah. Akan
tetapi pada pasar yang bersaing, produsen harus berusaha untuk mempengaruhi
pilihan konsumen. Hal ini berarti produsen perlu mengetahui motivasi konsumen
dalam memilih. Motivasi konsumen dalam memilih antara lain karena: 1) murah, 2)
sesuai dengan kebutuhan dan 3) kebanggaan. Pria akan lebih tertarik pada
kemasan yang menunjukkan kejantanan, sedangkan wanita lebih menyukai produk
yang tampak cantik. Anak muda lebih tertarik pada kemasan yang menggugah atau
menggairahkan, sedangkan orangtua lebih konservatif. Desainer kemasan perlu
mempelajari perilaku konsumen untuk menganalisa pengaruh kemasan terhadap pola
pembelian konsumen, menemukan bagaimana kemasan diciptakan agar layak dalam
lingkungan pasar yang makin kompleks, mengurangi waktu belanja, dan pengaruh
kemasan dalam menarik mata pelanggan (eye
catching). Minat konsumen untuk membeli dapat ditarik dengan memperagakan
produk tersebut pada tempat yang
menyenangkan, dalam bentuk yang menarik dengan dukungan latar belakang yang
baik. Contohnya dapat kita lihat pada kemasan untuk biskuit tertentu yang
digambarkan langsung sehingga mengundang selera, kosmetik dan alat-alat rias
wanita diberi kemasan yang berkesan glamour dengan menggunakan ilustrasi
keindahan, wanita yang rapi atau lukisan.
3.
Informatif
dan komunikatif
Gagalnya fungsi
kemasan dapat menyebabkan produk yang dijual tidak akan pernah beranjak dari
tempatnya. Kemasan harus dapat dengan cepat menyampaikan pesan dan dengan jelas
semua informasi yang bersangkutan harus disampaikan kepada pembeli bahwa produk
tersebut akan memuaskan kebutuhan dan lebih baik dari merek produk lain yang
sejenis. Hal yang penting disampaikan di dalam kemasan adalah identitas produk,
yang akan mempermudah seseorang menjadi tertarik akan suatu merek dibanding
merek lain yang tidak jelas identifikasinya. Hal-hal yang dapat menunjukkan
identitas produk seperti warna, rasa, bentuk dan ukuran harus dapat diketahui
oleh konsumen melalui kemasan. Jenis atau identitas produk harus juga diberikan
porsi menonjol pada panel utama kemasan. Identifikasi jenis produk dapat
dicapai dengan menggunakan merek dagang dan
logo. Penekanan terakhir untuk jenis atau perusahaan dapat diwujudkan
melalui penggunan kata-kata dan simbol-simbol khusus. Penempatan yang menonjol
dari merek dagang atau logo membantu mengidentifikasi produk yang dikemas.
Suatu produk dari suatu perusahaan dapat membantu penjualan produk-produk lain
dari perusahaan yang sama. Kepuasan konsumen akan suatu produk akan mendorong
pembeli untuk membeli produk lain dari perusahaan yang sama. Falsafah Inggris yang
menyatakan ”the product is the package”
atau barang produk ditentukan oleh kemasannya, hendaknya diterapkan oleh
produsen. Mutu kemasan dinilai dari kemampuan dalam memenuhi fungsi yaitu
kemasan dituntut untuk memiliki daya tarik lebih besar daripada barang yang
dibungkus (misalnya kemasan minyak wangi). Keberhasilan suatu kemasan
ditentukan oleh estetika dimana di dalamnya terkandung keserasian antara bentuk
dan penataan desain grafis tanpa melupakan kesan jenis, ciri atau sifat barang
yang diproduksi. Petunjuk yang lengkap untuk penggunaan produk dan kemasan
sangat penting. Pada produk-produk makanan, kemudahan memahami petunjuk untuk
menyiapkan dan menggunakan resep harus diikutsertakan. Petunjuk cara
membersihkan untuk jenis pakaian tertentu adalah contoh lain untuk informasi
penggunaan produk. Pada produk-produk yang membahayakan kesehatan pemakai, maka
kemasan harus menekankan agar pengguna berhati-hati dalam bekerja. Informasi
tentang cara penggunaan pada kemasan sangatlah membantu. Petunjuk yang benar
tentang cara membuka dan menutup kembali kemasan harus diberikan. Semua
gambaran yang menyenangkan, khususnya yang baru atau berbeda harus ditunjukkan.
Semua informasi yang
dibutuhkan yang menyangkut undang-undang harus terlihat pada kemasan, meskipun
persyaratan-persyaratan tersebut sangat tergantung pada klasifikasi produk
termasuk hal-hal seperti nama dan alamat pembuat kemasan, berat bersih, kandungan-kandungannya
dan pernyataan-pernyataan lain. Informasi ini harus ditulis dan ditunjukkan
serta mudah dilihat, dibaca dan dimengerti oleh konsumen. Berat bersih, harus selalu diperlihatkan pada label kemasan.
4.
Menciptakan
rasa butuh terhadap produk
Banyak produk dengan
jenis yang sama tetapi merk berbeda terdapat di pasaran, yang menyebabkan
terjadinya persaingan antar produsen. Raphael (1963) mengemukakan hasil studi
mengenai ”The 7th Du Pont Consumer Buying
Habits”, yaitu bahwa 62,6% pembeli yang diwawancarai di toko swalayan tidak
memiliki daftar belanja. Karena itu kondisi sesaat, seperti telah diuraikan
diatas, desain kemasan dapat merebut hati pembeli untuk memilih produk yang
ditampilkan. Kemasan yang dapat menimbulkan minat yang kuat terhadap produk
akan terpilih pada waktu yang cukup lama. Salah satu cara untuk menimbulkan
minat terhadap suatu produk adalah dengan mengingatkan calon pembeli terhadap
iklan yang pernah dibuat. Kemasan harus mampu menerangkan dengan jelas iklan
tersebut. Ikon-ikon mengenai manfaat kesehatan serta kemewahan yang ditonjolkan
pada kemasan akan dapat menunjang pemenuhan kebutuhan psikologis dan memudahkan
pembelian produk tersebut. Dengan meningkatkan ingatan membeli akan iklan,
penekanan pada kesenangan dan penunjangan fasilitas untuk pemenuhan kebutuhan
psikologis, kemasan dapat membantu menimbulkan rasa butuh terhadap produk
tersebut.
FUNGSI
KEMASAN PRODUK
Banyak perusahaan yang sangat
memperhatikan pembungkus suatu barang sebab mereka menganggap bahwa fungsi
kemasan tidak hanya sebagai pembungkus, tetapi jauh lebih luas dari pada itu.
Simamora (2007) mengemukakan pengemasan mempunyai dua fungsi yaitu:
1.
Fungsi
Protektif
Berkenaan dengan
proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan saluran
distribusi yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan protektif,
para konsumen tidak perlu harus menanggung risiko pembelian produk rusak atau
cacat.
2.
Fungsi
Promosional
Peran kemasan pada
umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun kemasan juga digunakan sebagai
sarana promosional. Menyangkut promosi, perusahaan mempertimbangkan preferensi
konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan.
Sedangkan menurut Kotler
(1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu alat pemasaran, yaitu :
- Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan, dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang mendukung produk.
- Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan, penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik.
- Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenali perusahaan atau merek produk.
- Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan juga memberi keuntungan bagi produsen.
Selain berfungsi sebagai media
pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa fungsi lain, yaitu sebagai berikut:
- Kemasan
melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar kemasan adalah
untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui
pencurian atau kesalahan penempatan.
- Kemasan
memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada sebuah produk
dan memperkuat citra produk.
- Kombinasi
dari keduanya, marketing dan logistik dimana kemasan menjual produk dengan
menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.
TUJUAN
KEMASAN PRODUK
Menurut
Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai beberapa
tujuan, yaitu:
- Physical Production. Melindungi objek dari
suhu, getaran, guncangan, tekanan dan sebagainya.
- Barrier Protection. Melindungi dari hambatan
oksigen uap air, debu, dan sebagainya.
- Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya
dikelompokkan bersama dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan
penanganan.
- Information Transmission. Informasi tentang cara
menggunakan transportasi, daur ulang, atau membuang paket produk yang
sering terdapat pada kemasan atau label.
- Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat
ditutup kembali atau akan rusak secara fisik (menunjukkan tanda-tanda
pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan pencurian. Paket juga termasuk
memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-pencurian.
- Fitur
yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan,
tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali.
- Kemasan
dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon pembeli untuk
membeli produk.
JENIS-JENIS
KEMASAN
Berdasarkan
struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
- Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman, dll).
- Kemasan
Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan
lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu
untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya.
- Kemasan
Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan,
pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai
pelindung selama pengangkutan.
Berdasarkan
frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
- Kemasan
sekali pakai (Disposable), yaitu
kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus
plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng.
- Kemasan
yang dapat dipakai berulang kali (Multi
Trip), kemasan jenis ini umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan
tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan
ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap.
- Kemasan
yang tidak dibuang (Semi Disposable).
Kemasan ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen
setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu dan berbagai jenis
botol.
Berdasarkan
tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Kemasan
siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang
telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol,
wadah kaleng, dan sebagainya.
- Kemasan
siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum
pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel,
wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.
PERSYARATAN BAHAN
KEMAS
Dalam menentukan fungsi
perlindungan dari pengemasan, maka perlu dipertimbangkan aspek-aspek mutu
produk yang akan dilindungi. Mutu produk ketika mencapai konsumen tergantung pada
kondisi bahan mentah, metode pengolahan dan kondisi penyimpanan. Dengan
demikian fungsi kemasan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
• Kemampuan/daya membungkus yang baik untuk
memudahkan dalam penanganan, pengangkutan, distribusi, penyimpanan dan
penyusunan/ penumpukan.
• Kemampuan melindungi isinya dari berbagai
risiko dari luar, misalnya perlindungan dari udara panas/dingin, sinar/cahaya
matahari, bau asing, benturan/tekanan mekanis, kontaminasi mikroorganisme.
• Kemampuan sebagai daya tarik terhadap
konsumen. Dalam hal ini identifikasi, informasi dan penampilan seperti bentuk,
warna dan keindahan bahan kemasan harus mendapatkan perhatian.
• Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan
dalam memenuhi keinginan pasar, sasaran masyarakat dan tempat tujuan pemesan.
• Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang
sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah dibuang, dan mudah dibentuk
atau dicetak.
Untuk
memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut maka kemasan harus memiliki
sifat-sifat :
• Permeabel terhadap udara (oksigen dan gas
lainnya).
• Bersifat non-toksik dan inert (tidak bereaksi
dan menyebabkan reaksi kimia) sehingga dapat mempertahankan warna, aroma, dan
cita rasa produk yang dikemas.
• Kedap air (mampu menahan air atau
kelembaban udara sekitarnya).
• Kuat dan tidak mudah bocor.
• Relatif tahan terhadap panas.
• Mudah dikerjakan secara massal dan harganya
relatif murah
Daftar
Pustaka
- Klimchuk,
Marianne dan Sandra A. Krasovec. 2006. Desain Kemasan.
Jakarta: Erlangga.
- Kotler
dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13.
Jakarta: Erlangga.
- Kotler,
Philip. 1999. Manajemen Pemasaran. Jilid II. Edisi Milenium.
Jakarta: Prenhallindo.
- Rangkuti,
Freddy. 2005. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Jakarta: Gramedia.
- Simamora,
Bilson. 2007. Panduan Riset dan Perilaku Konsumen.
Jakarta: Gramedia.
- Louw,
A. & Kimber, M. 2007. The Power of Packaging, The Customer
Equity Company.
K
ReplyDelete