Pengetahuan Bahan Tekstil - SERAT PROTEIN
Golongan serat alam yang berasal dari hewan (protein)
terdiri dari serat alam dan serat buatan. Wool dan sutera termasuk golongan
serat alam, vikara dan wool susu termasuk golongan serat buatan.
1.
Wol
Wol adalah bahan tekstil yang
terbuat dari rambut domba jenis biri biri. Australia adalah negara yang
berpenghasilan wol terbanyak didunia (30%), menyusul Rusia (14%) dan Selandia
baru (11%). Negara lain yang juga menghasilkan wol antara lain; Perancis,
Amerika, Spanyol, Afrika Selatan, dan Italia. Wol mulai dipakai sejak 4000
tahun sebelum masehi di Yunani, Babilon, dan Mesir. Wol pada mulanya berasal
dari Asia Tengah dan Asia kecil, disekitar sungai Efrath yang kemudian
diperkenalkan ke negara lain hingga terkenal hampir keseluruh dunia.
Diperkirakan bahwa beberapa ratus tahun sebelum masehi domba Asia, Afrika,
Yunani dan Italia menghasilkan wol halus yang diperkenalkan ke Spanyol oleh
bangsa Tunisia. Percampuran darah antara domba-domba tersebut dengan
domba-domba setempat menghasilkan domba jenis Merino yang terkenal sampai
sekarang.
Kualitas bahan wol sangat
dipengaruhi oleh jenis domba, makanannya, umur, dan cara pengolahannya, maupun
iklim di negara tersebut. Cara mengambil rambut domba juga sangat mempengaruhi
kualitas wol misalnya, untuk wol yang terbaik rambutnya diambil dari bagian
sisi dan bahu, sedangkan rambut dibagian perut dan kaki domba menghasilkan wol
yang kurang baik. Kualitas wol ada tiga katagori; wol halus, wol sedang, dan
wol kasar atau wol permadani.
a) Wol
Halus
Wol halus diperoleh dari domba/biri biri Merino asal
Spanyol. Pada abad ke-18 domba jenis Merino berkembang ke seluruh dunia, akan
tetapi sejak 150 tahun terakhir mutu domba Merino Spanyol mengalami penurunan
sampai saat ini sehingga tidak lagi menjadi penghasil wol halus. Pada tahun
1765 jenis domba Merino Jerman (Saksoni dan Silensia) telah menghasilkan wol
halus, tetapi perkembangan Merino Saksoni tidak dapat bertahan lama, tetapi
Merino Saksoni memberikan peranan yang sangat penting bagi perkembangan domba
di Australia, Amerika dan negara lainnya. Jenis domba Merino yang masih
bertahan dan berkembang pada saat ini adalah jenis domba Merino Australia. Pada
tahun 1797 Australia telah membeli domba Merino Spanyol dan Merino Jerman
(Saksoni), setelah bertahun-tahun dilakukan penyilangan sehingga menghasilkan
80% domba Merino Australia hingga saat ini. Iklim dan kondisi tanah yang
mendukung menyebabkan perkembangan domba ini berkembang sangat cepat.
b) Wol
Sedang
Wol sedang diperoleh dari wol
Inggris rambutnya lebih panjang dan lebih berkilau dari wol halus. Inggris memiliki
30 jenis domba, beberapa jenis wol yang dihasilkan antara lain; wol luster, wol
down, dan wol crossbread.
Wol Luster
Wol luster adalah jenis wol yang dihasilkan dari rambut
domba jenis Lincoln, dan Leicester. Serat wol yang dihasilkan dari jenis domba
ini umumnya panjang, kuat, berkilau, dapat dipintal menjadi benang sehingga
dapat dipergunakan untuk bahan yang kuat dan tahan gosok.
Wol
Down
Wol
down adalah jenis wol yang dihasilkan dari rambut domba jenis Southdown. Serat
yang dihasilkan lebih pendek lebih halus, kurang berkilau bila dibandingkan
dengan wol luster. Seratnya dapat dipintal menjadi benang biasanya digunakan
untuk bahan tekstil yang halus, bahan selimut atau bahan untuk rajutan.
Wol
Crossbread
Wol
crossbread adalah wol yang dihasilkan dari rambut domba jenis Crossbread yaitu hasil
persilangan antara domba Merino Rambouillet dengan domba berambut panjang.
Serat domba jenis ini sedikit lebih panjang tetapi domba ini diternak untuk
diambil dagingnya.
c) Wol
Kasar
Wol kasar umumnya berasal dari domba Asia
seperti India, Pakistan dan Timur Tengah. Wol ini dihasilkan oleh domba yang berekor
gemuk, panjang dan lebar. Domba ini biasanya hidup dalam kondisi primitif. Ada
juga domba yang berekor panjang dan kecil seperti domba Scottis Blackfaca.
Warna rambutnya bervariasi dari hitam sampai putih, bagian luar hitam dan
panjang bagian dalamnya halus.
Macam-macam
Wol
Wol terdiri atas
beberapa jenis yaitu :
·
Wol
guru, dibuat dari serat yang pendek dan sangat keriting.
·
Wol
sisir, dibuat dari serat yang panjang dan sedikit ikalnya.
·
Reprocessed wool, diperoleh dari sisa-sisa dan
perca-perca kain wol baru yang ditenun atau dikempa, dengan jalan diuraikan
dalam mesin maka dihasilkan serat-serat wol kembali kemudian dipintal serta
ditenun kembali menjadi kain. Sifat wol ini diantaranya serabutnya pendek,
kurang kenyal, kurang kuat, dan susah dikempa karena sisik-sisik banyak yang hilang.
·
Re-used wool disebut juga shoddy, diperoleh dengan jalan
menguraikan kain-kain tua dari wol yang telah dipakai. Sebelum diuraikan
kain-kain itu dibersihkan dan dipilih dahulu. Sifatnya sama sekali tidak kuat,
karena itu waktu memintal dicampur dengan wol baru atau serat kapas.
Bulu-bulu/Rambut
Serat
binatang selain rambut biri-biri yang dapat dipergunakan untuk pembuatan kain
adalah rambut kambing dan sejenisnya, misalnya mohair dan cashmere, rambut unta
dan sejenisnya misalnya alpaca, vicuna dan illama dan binatang berambut terutama
kelinci angora. Serat-serat tersebut biasanya dicampur dengan wol untuk mendapatkan
efek khusus, misalnya untuk menambah keindahan, kadang juga dipakai untuk
keperluan khusus, seperti rambut kambing untuk sikat.
a)
Serat
Mohair
Mohair adalah serat yang
diperoleh dari rambut domba Angora. Domba ini diternak beribu-ribu tahun di
propinsi Angora Turki, bahkan kini banyak terdapat di Afrika selatan dan
Amerika Serikat. Warna serat mohair kecoklat-coklatan karena tercampur kotoran,
tetapi setelah dimasak putih berkilau seperti sutera sehingga mudah dicelup
dengan warna cerah. Bentuk serat hampir sama dengan wol, hanya sisiknya lebih
runcing. Lebih sukar dipintal dari pada wol karena permukaan serat licin.
Sifat-sifat serat mohair hampir sama dengan wol. Kegunan serat mohair diantaranya
yaitu untuk kain berbulu (selimut), untuk pakaian musim panas, untuk kain rajut
dan untuk kain penutup kursi dan permadani.
b)
Serat
Kasmer
Cashmere diperoleh dari domba cashmere yang
terdapat di pegunungan Tibet, Mongolia, Tiongkok bahkan sampai Himalaya. Domba
Cashmere lebih besar dari Angora, berambut lurus. Rambutnya keabu-abuan atau
putih dan terlepas sendiri satu tahun sekali.
c)
Serat
Unta
Alpaca dan Vicuna berasal dari keluarga unta yang
banyak dipelihara di Amerika latin, mempunyai panjang serat 20 sampai 30 cm,
halus, lembut dan berkilau berwarna putih dan hitam.
Vicuna, diperoleh dari rambut unta vicuna sejenis
ilama kecil yang hidupnya liar di hutan hutan Amerika Selatan. Memiliki serat
yang paling halus lembut dan terbaik diantara serat hewan yang lain. Seratnya pendek,
sangat berkilau dan berwarna coklat muda.
Alpaka hampir sama dengan ilama, hanya lebih
kecil dan mempunyai rambut lebih seragam. Warna bervariasi dari putih, coklat
kekuning-kuningan, dan berkilau. Kekuatan hampir sama dengan wol.
d)
Serat
llama atau lama glama-glama
Serat ilama diperoleh dari
binatang yang termasuk sejenis unta di daerah pegunungan Andes antara Peru dan Bolivia.
Sisik tidak terlihat jelas. Sebagian besar mempunyai medula meskipun seratnya
halus. Warna bervariasi dari putih sampai hitam, tetapi umumnya coklat.
e) Rambut
Kuda
Rambut
kuda, diperoleh dari rambut surai dan rambut ekornya. Seratnya kaku, licin,
panjang, berwarna coklat kemerahan. Rambut kuda digunakan sebagai campuran
serat kapas untuk pembuatan bahan pelapis.
f) Rambut
Kelinci
Rambut
kelinci angora, diperoleh dari kelinci angora yang banyak dipelihara di Cekoslovakia,
Jepang, Perancis. Seratnya sangat halus, lembut dan warnanya putih. Pencukuran rambut
dapat dilakukan empat kali dalam setahun. Serat ini umumnya digunakan untuk
membuat topi, bahan rajut, dan sebagai campuran serat wol atau nylon.
Wol
Buatan
Selain
harganya yang cukup mahal, produksi wol masih kurang bila dibandingkan dengan
kebutuhannya. Maka untuk mengantisipasi hal tersebut para ahli mulai berusaha
untuk membuat serat protein buatan yang sifat dan rupanya menyerupai wol yang
sesungguhnya. Berbagai percobaan telah dilakukan oleh para ahli dibidang pertekstilan
yang pada akhirnya berhasil menemukan beberapa bahan dasar yang dapat digunakan
untuk membuat serat wol buatan seperti, susu, jagung, kacang kedelai dan kacang
tanah. Bahan-bahan tersebut kemudian diolah dicampur dengan bahan bahan kimia
sehingga menjadi bahan wol buatan seperti, wol susu dan vicara.
a) Wol
Susu
Wol
susu merupakan percobaan yang dilakukan seorang ahli pertekstilan dari Italia
bernama Ferreti pada tahun 1935, dengan membuat zat keju menjadi serat buatan
bernama Lanital atau Aralac (Amerika) dan menghasilkan wol buatan yang dikenal
dengan nama wol susu.
b) Vikara
Vikara
adalah serat buatan dari jagung yang dicampur dengan zat lain seperti wol,
kapas atau asetat.
Struktur Serat Wol
Bila dilihat melalui mikroskop, struktur serat wol
terdiri dari kutikula yang berada dilapisan luar, kortex dibagian dalam, medula
berada di bagian tengah. Medula biasanya terdapat pada wol yang kasar,
sedangkan bagian paling luar terdapat epidermis. Bentuk serat wol dibawah
mikroskop terlihat penampang melintang yang berfariasi dari bulat sampai
lonjong dan penampang membujur terlihat seperti pita yang bersisik. Bila
dilihat secara kasat mata serat wol seperti kapas berwarna agak kecoklatan.
Sifat Fisika Serat Wol
- Serat wol dapat menyerap uap air yang tinggi dari udara.
- Agak kuat
- Tidak berkilau
- Di dalam air dingin wol mempunyai elastis sempurna.
- Daya pegasnya besar sehingga kain wol tidak dapat kusut, kalau kain diremas dan dilepaskan maka akan kembali pada bentuk semula.
- Panjang serat wol 2,5-12,5cm.
- Wol tidak tahan ngengat
Sifat Kimia Serat Wol
- Higroskopis
- Penahan panas yang baik
- Di dalam air, serat wol menggelembung, tetapi setelah kering akan kembali ke bentuk semula.
- Tahan terhadap asam kecuali asam pekat panas
- Larut dalam larutan natrium hidroksida 5% mendidih
- Larut dalam bahan pengelantang NaCl 20%
- Mudah rusak oleh basa
- Wol tahan terhadap jamur dan bakteri
Teknik
Pemeliharaan Bahan dari Serat Wol
· Pakaian
dari wol hendaklah disikat setelah dipakai untuk membuang debu dan
kotoran-kotoran yang menempel. Gunakan sikat yang lemas tetapi kuat supaya bulu-bulu
wol berdiri dan sifat pegasnya kembali.
· Gantung
pakaian beberapa lama supaya kusutnya hilang dan bentuk kembali seperti semula.
Dengan menggantungkan pakaian di atas uap air panas dapat mempercepat hilangnya
kusut-kusut.
· Simpan
kain wol dalam keadaan bersih dan kering.
· Mencuci
wol harus dilakukan dengan hati-hati meskipun kain wol itu telah dibuat tahan
kusut. Pakaian cukup diremas-remas untuk mengeluarkan kotoran.
· Membilasnya
harus bersih.
2.
Sutera
Sutera
adalah serat protein berbentuk filament atau benang terus yang terbuat dari
jenis serangga yang disebut Lepidoptera. Serat tersebut dihasilkan oleh larva
ulat sutera saat membentuk kepompong. Jenis ulat sutera yang menghasilkan serat
kualitas terbaik disebut Bombyx mori, mempunyai filamen yang halus lembut dan
berkilau.
Menurut
sejarahnya, ulat sutera ditemukan kira kira tahun 2640 sebelum Masehi oleh
seorang permaisuri di negara Cina (Tionghoa) tetapi sebenarnya pemakaian sutera
telah dimulai jauh sebelumnya. Selama berabad-abad lamanya sutera merupakan
monopoli Cina, setelah permulaan Masehi sutera telah menyebar ke Jepang, Korea,
Persia, Turki dan Arabia. Pada abad ke-8 sutera menyebar ke Eropa. Saat ini
negara terbesar penghasil sutera adalah Tiongkok, Jepang, Italia, dan Perancis.
Di Indonesia sutera banyak dihasilkan dari kota Sulawesi Selatan (Sopeng) yang
hasilnya dikenal dengan sarung bugis.
Macam-macam Jenis Sutera :
1. Sutera Bombyx mori
Jenis ulat sutera yang menghasilkan serat kualitas terbaik disebut Bombyx mori, mempunyai filamen yang halus lembut dan berkilau
2. Sutera Liar
Disamping Bombyx mori hanya sadikit
varietas kupu-kupu yang dapat digunakan untuk produksi sutera. Sutera tersebut
secara. umum biasanya disebut sutera liar, karena serangga yang menghasilkanya
hidup liar dan tidak dapat dipelihara.
3. Sutera Tusah
Sutera liar yang terpenting adalah
sutera yang dihasilkan oleh ulat sutera Tusah, yang terdapat di daerah China.
Ulatnya lebih bésar dari jenis Bombyx mori dan memakan daun pohon oak.
Dalam pembuatan kepompong ulat sutera Tusah meninggalkan sebuah lubang yang
akhirnya ditutup dangan perekat. Kupu-kupu yang telah dewasa akan ke luar dari
kepompong melalui lubang tersebut, sehingga tidak merusak filamennya.
Sutera Tusah lebih kasar dari
sutera Bombyx mori dan berwarna. kecoklat-coklatan karena adanya tanin pada
daun oak yang dimakannya. Supaya filamen dapat digulung dari kepompong, serisin
harus dihilangkan sama sekali dengan cara dimasak dalam larutan
natrium-karbonat.
Termasuk dalam keluarga yang sama
dengan ulat sutera Tusah adalah ulat sutera yang terdapat di India yang
menghasilkan sutera "Eri". Ulat sutera ini memakan daun pohon jarak.
4. Sutera Anaphe
Ulat sutera Anaphe terdapat di
Afrika, terutama Afrika Barat. Ulat sutera ini hidup mengelempok dan membuat
suatu sarang dimana masing-masing ulat membentuk sebuah kepompong sendiri-sendiri.
Secara komersil, penggulungan sutera
dari kempompong Anaphe tidak menguntungkan, karena strukturnya kompleks dan
mengandung banyak kotoran.
5. Sutera Pintal (Spun Silk)
Limbah sutera yang tidak dapat
digulung menjadi benang dapat dibuat menjadi sutera pintal. Limbah sutera dapat
berupa:
1.
Kepompong
rusak atau yang tidak dapat digulung, misalnya: kepompong berlubang karena
kupu-kupunya keluar.
2.
Kepompong
yang menempel pada ranting.
3.
Lapisan
luar kepompong yang terbuang pada waktu mencari ujung filamen.
4.
Lapisan
dalam kepompong yang masih tertinggal setelah penggulungan.
5.
Limbah
yang timbul waktu penggulungan kembali benang sutera.
6.
Limbah
yang timbul waktu perangkapan dan penggintiran.
Limbah
sutera tersebut mula-mula dihilangkan serisinnya, kemudian dikerjakan dalam
mesin "Carding" untuk
membuka serat, membersihkan kotoran dan serat-serat pendek, akhirnya dipintal
menjadi benang dengan cara yang pada dasarnya sama dengan cara pemintalan
kapas.
Proses
Pembuatan dan Pemintalan Serat Sutera
Bahan
baku pembuatan berasal dari kepompong (kokon) ulat sutera. Produksi kokon untuk
diambil filamennya disebut sericulture.
Pecobaan-percobaan telah membuktikan bahwa kokon dari Bombyx Mori satu
spesies dari ulat sutera dapat menghasilkan sutera mentah dengan
kualitas terbaik. Berdasarkan peternakan ilmiah, ulat sutera dapat ditetaskan 3
kali dalam setahun, dalam kondisi alami penetasan terjadi hanya 1 kali dalam
setahun daur hidupnya sebagai berikut:
1.
Telur
berkembang menjadi larva atau ulat-ulat sutera
2.
Ulat
sutera yang membentuk kokon sebagai perlindungan dan berubah menjadi pupa
atau kepompong
3.
Kepompong
yang terbentuk dari kokon yang akan berubah menjadi ngengat
4.
Ngengat
yang betina bertelur dan berlangsung kontinyu sebagai daur hidup
Proses pembuatan dan
pemintalannya adalah :
1. Ngengat sutera bertelur
2. Telur menetas menjadi
jentik-jentik (larva), perkembangan larva ulat ada empat tingkatan
3. Ulat sutera bisa hidup selama
kurang lenih 28 hari dengan memakan daun-daun murbei.
4. Ulat sutera dewasa yang sudah
siap memintal kokon dinamakan pupa, melekatkan diri pada ranting dan mulai
memintal jala atu jerami keras kurang lebih tiga hari. Dalam tubuh ulat sutera
terdapat dua kelenjar sutera. Filamen diteteskan melalui dua lubang mulut yang
sangat kecil,berupa zat sutera yang disebut fibrion yang mengeras bila terkena
udara.
5. Selanjutnya filamen dibalut
dengan bahan sejenis getah (gum) yang melindungi serat disebut serisin.
Biasanya tidak dihilangkan sampai tenunan selesai dikerjakan. Bila serisin
sudah dibuang, bahan menjadi lebih lembut, berkilau dan nyaman dipakai.
6. Kepompong kemudian dimatikan
dengan uap panas. Untuk melunakkan, getah kokon ditempatkan dalam tangki air
panas, kemudian disikat untuk mendapatkan ujung filamen yang berkesinambungan.
7. Filamen dipintal pada gulungan.
Dari 5-10 kokon dapat dipergunakan untuk membentuk satu serat sutera. Getah
yang melunak akan mengeras kembali disekitar benangnya.
Sutera
mentah tersusun oleh 76% protein fibroin (serat), 22% protein serisin
(perekat), 1,5% lilin dan 0,5% garam-garam mineral. Serisin adalah protein yang
melindungi serat dari kerusakan, namun pada proses penyempurnaan serat sutera,
protein ini dihilangkan dengan pemasakan. Fibroin merupakan protein yang menjadi
bagian utama dari serat. Filament sutera mentah terdiri atas dua serat fibroin
yang terbungkus di dalam serisin
Penampang Serat Sutera
a)
Membujur
Serat sutera tusah memiliki
penampang membujur bergaris-garis dengan lebar tidak merata. Serat sutera
anaphe mempunyai bentuk bergaris-garis pada jarak tertentu sepanjang serat.
b)
Melintang
Penampang lintang serat sutera tusah berbentuk
pasak. Penampang lintang serat sutera anaphe berbentuk segitiga yang
melengkung. Penampang lintang serat sutera bombyx mori berbentuk segitiga
dengan sudut-sudut yang membulat.
Sifat Serat Sutera
- Berupa filament dengan panjang hingga 3600m
- Berkilau dan lembut/sangat halus
- Daya kenyalnya besar sehingga tidak mudah kusut
- Kekuatannya tinggi
- Kurang tahan terhadap sinar matahari
- Mempunyai daya serap uap udara cukup tinggi
- Larut dalam asam kuat dan soda api
- Tahan terhadap serangan mikroba
- Sutera dapat rusak oleh sinar matahari, menyebabkan warnanya menjadi kuning.
- Sutera dapat rusak oleh obat kelantang yang mengandung chloor dan dapat rusak dengan pemakaian sterika dengan panas 110˚C.
- Lebih tahan lindi dibandingkan dengan wol.
- Waktu mencuci harus memakai sabun lunak supaya tidak mengurangi kilaunya.
- Sutera tidak tahan asam.
Bahan sutera memiliki beberapa
keunggulan yaitu:
1.
Sutra
merupakan bahan yang sangat kuat. Kekuatan sutra sebanding dengan kawat halus
yang terbuat dari baja.
2.
Sutra
juga lembut saat menyentuh kulit. Asam amino dalam serat sutra yang membuat
sutra terasa lembut dan nyaman. Bahkan sutra dapat menjaga agar terhindar dari
berbagai penyakit kulit. Tentu hal ini
akan membuat pemakainya merasa nyaman.
3.
Sutra
memiliki kemampuan menyerap yang baik sehingga cocok digunakan di udara yang
hangat dan tropis. Karena itu, setiap pemakai bahan sutra akan merasa sejuk dan
lebih kering meski udara panas. Yang menyebabkan bahan sutra mampu menyerap
kelembaban dan cairan karena asam amino di dalam serat sutra mampu menyerap
lalu membuang keringat.
4.
Bahan
sutra memiliki ciri khas yaitu berkilau seperti mutiara. Hal ini disebabkan
karena lapisan-lapisan fibroin, yaitu sejenis protein yang dihasilkan ulat
sutra, membentuk struktur mikro yang berbentuk prisma. Struktur prisma inilah
yang menyebabkan cahaya akan disebar ketika terkena bahan dari sutra sehingga
menimbulkan efek kilau yang indah pada sutera
Kegunaan
serat sutera antara lain untuk bahan pakaian yang bermutu tinggi seperti bahan
pakaian wanita, kaos kaki wanita, dasi, sapu tangan, untuk keperluan alatalat rumah
tangga seperti kain gorden, seprei, untuk benang jahit, benang sulam, isolasi
listrik, kain parasut, senar alat-alat musik dan lain-lain.
Untuk
mengenal serat dari protein dapat dilakukan dengan membakar serat. Serat
protein jika dibakar akan berbau rambut atau tanduk terbakar dan meninggalkan noda
hitam.
Daftar
Pustaka
Insani,
Daru Restu. 2013. “Serat Protein Hewan Jenis Sutera”. Dalam Makalah Sejarah Tekstil, September.
Surakarta.
Masyhariati,
Lily. 2013. Tekstil I. Depok:
KEMENDIKBUD.
TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA.
2001. Mengidentifikasi Serat Tekstil.
Jakarta: DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
Ini adalah Bpk. Benjamin yang menghubungi rincian Email, lfdsloans@outlook.com. / lfdsloans@lemeridianfds.com Atau Whatsapp 1 989-394-3740 yang membantu saya dengan pinjaman 90.000,00 Euro untuk memulai bisnis saya dan saya sangat bersyukur, sangat sulit bagi saya di sini untuk mencoba membuat hal-hal sebagai ibu tunggal tidak mudah dengan saya tetapi dengan bantuan Le_Meridian memberikan senyum di wajah saya ketika saya melihat bisnis saya tumbuh lebih kuat dan berkembang juga. Saya tahu Anda mungkin terkejut mengapa saya meletakkan hal-hal seperti ini di sini tetapi saya benar-benar harus mengucapkan terima kasih jadi siapa pun yang mencari bantuan keuangan atau melalui kesulitan dengan bisnis yang ada atau ingin memulai proyek bisnis dapat melihat hal ini dan memiliki harapan untuk keluar dari kesulitan..Terima Kasih.
ReplyDelete